Manusia hari ini mulai menggeserkan realitas yang di hadapi.
Sulit memisahkan antara dunia maya dan dunia nyata. Kondisi ini di buktikan
dengan berbagai macam konflik yang tersulut dari dunia maya di bawa ke ranah
dunia nyata sehingga saya selalu bingung memisahakan dua dunia ini. Sebenarnya
manusia sudah di takdirkan memiliki dua dunia. Yang pertama adalah DUNIA yang
hari ini kita singgahi dan DUNIA AKHIRAT keterangan berikut sudah termaktub di
dalam kitab suci. Kemudian manusia-manusia pintar mengembangkan dunia baru
bernama dunia maya, dunia dimana kita bisa berinteraksi dengan manusia yang
lain tanpa harus bertatap langsung. Maka hadir lah hubungan sosialisasi dunia
maya bercengkrama dan mengobrol bahkan sampai perang urat saraf pun bisa di
fasilitasi di dunia ini.
Semua berawal dari friendster (FS) dengan icon senyum paling
celurit, ramah dan menawarkan rasa pertemanan dengan siapapun kamu yang berada
nun jauh disana. Situs ini lah, jejaring social yang pertama kali booming di
Indonesia (sepengetahuan saya cih..) di kalang siswa sampai mahasiswa walaupun
memang sudah ada Myspace, tagged, MP dan lain sebagainya. Saya pertama kali
memiliki account frienster itu ketika saya masih duduk di kelas 1 SMA awalnya
sih masih garing karena masih banyak orang waras yang lebih memilih
berinteraksi langsung dari pada main di dunia jejaring social friendster.namu
lambat laun orang-orang banyak yang memiliki account situs ini entah karena alasan
apa. Bahkan di dunia kampus terutama kampus saya ketika seorang lelaki meminta
nomer HP wanita yang di Keceng pasti langsung nanya “Punya prendster gak?”..”Krikk…Krikk…”
Kemudian berakhirlah era keemasan friendster di tandai
muncul nya facebook dengan warna biru mencolok dengan berbagai fasilitas fitur
yang ditawarkan membuat banyak orang beralih ke media yang di cetus kan oleh si
Mark ini. Facebook atau si muka buku ini membuat siapun akan tersihir untuk
memilki account nya bagaimana tidak dari namanya saja sudah pasti Face=Wajah
Manusia yang mana yang tidak ingin di kenal oleh banyak orang dan Mark paham
betul dengan Tabiat asli manusia ini.
Yah orang-orang hamper setiap hari berganti-ganti Profile Picture (PP)
hanya untuk memuas kan ke-Nasrisisan nya. Wajar. Orang.
Semakin lama Facebook ini semakin di gandrungi bahkan tidak
hanya anak muda orang-orang yang diam di panggung politik sampai Ustad dan Kakek-Nenek
pun memiliki Facebook. Semakin hari bertambah saja pengguna situs ini sampai
ada orang yang menghabiskan hampir setengah hari nya hanya untuk memantau
perkembanga situs ini (“saya sendiri bingung hari ini pun saya masih aja buka
FB). Nilai Positif nya FB ini membuat kita bisa bertemu dengan teman-teman yang
sudah lamaaaaa sekali tidak kita jumpai. Saya pribadi menikmati itu, sampai bisa membuat Reunian SD dan semua
berawal dari FB. Terimakasih Mark.
Pada akhirnya sesuatu yang
maya memang harus nya tidak terkesan nyata. Jejaring ini di pergunakan
untuk memfasilitasi perselingkuhan manusia yang sudah menjadi pasangan
keluarga, Facebook ini di jadikan ajang perdagangan ( engga salah memang, hanya
saja bila kita di bom setiap hari oleh benda-benda yang di jajakan dan
menyampah di beranda kita, yah otomatis ini menjadi hal yang menyebalkan).
Setelah manusia-manusia dari dunia nyata jengah akan
Facebook seolah-olah terjadi Exodus besar-besaran dengan di tandai muncul nya
twitter. Situs yang berasal dari banyak nya selebritis yang mengggunakan
jejaring ini memasuki era Negara baru bernama Negara Twitter. Entah kenapa aku
selalu membayangkan Jejaring-jejaring social ini seperti hal nya sebuah Negara
ketika sebuah Negara sudah tidak subur lagi dan banyak nya peperangan yang
terjadi secara otomatis tanpa di komandoi rakyat langsung bereksodus mencari sebuah Negara yang aman.
Aku menganalogikan jejaring-jejaring itu seperti Negara. Aneh namun ini lah
yang terjadi dan sampai hari di mana tulisan ini di muat Negara Twitter lah
yang sedang berada di atas angin sampai para kaum maya mencari kembali
Negara-negara barunya. Congratulation Tweet
Don ‘A’
12 Mei 2012 Malam kudus sambil menjaga Andien (anak ku)